"Bertaqwalah kepada Allah dimana saja kamu berada, iringilah keburukan dengan kebaikan niscaya menghapusnya dan pergauilah manusia dengan akhlak yang baik"

Selasa, 21 Februari 2012

UNDANGAN REUNI ALUMNI PGAN 1987


PANITIA PELAKSANA
REUNI AKBAR PGAN KUDUS ALUMNI 1987
Sekretariat : Prambatan Lor Gg. Boonk Telp. 0291-439934 Kaliwungu Kudus
e-mail : villaboonk@gmail.com      www.budi65.blogspot.com     fb : kyai boonk
HP. 081918797819/o81325608771/08563750397


No. : 001/PANPEL/II/2012                                                             Kudus, 12 Pebruari 2012

Kepada Yth.
Para Panitia Reuni PGAN Kudus
Alumni 1987
di – Tempat

Perihal          : Undangan rapat pemantapan

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kami mengundang segenap panitia Reuni Akbar PGAN Kudus Alumni 1987 insya Allah besok pada :

Hari                 : AHAD PAHING
Tanggal         : 4 Maret 2012
Pukul             : 09.00 WIB
Tempat         : RM Ulam Sari Kudus
                            Sebelah barat Museum Kretek Kudus
                            PLN Jati Kudus ke timur + 200 meter
Acara             : Pemantapan panitia dan penyusunan program

Untuk suksesnya penyelenggaraan Reuni tersebut kami mengundang perwakilan putri di tiap daerah ( Kudus, Jepara, Demak, Pati,  Blora )

Atas perhatian dan kehadirannya diucapkan terima kasih.

Nasrun minallahi wafathun qarib
Wallahul muwafiq ila aqwamit tariq

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Panitia Pelaksana

Arief Budiono           Lahmuddin
Ketua                             Sekretaris



PANITIA PELAKSANA
REUNI AKBAR PGAN KUDUS ALUMNI 1987
Sekretariat : Prambatan Lor Gg. Boonk Telp. 0291-439934 Kaliwungu Kudus
e-mail : villaboonk@gmail.com      www.budi65.blogspot.com     fb : kyai boonk
HP. 081918797819/o81325608771/08563750397



KONTAK KONFIRMASI ALUMNI

Arief Budiono                 Prambatan Lor-Kudus                              : 081918797819
Lahmuddin                      Robayan-Jepara                                           : 081325608771
Arif Sutarno                    Karangmalang-Kudus                              : 081326370275
Situr                                     Prambatan Lor-Kudus                              : 08122875179
Fatah Syukur                  Ngaliyan-Semarang                                    : 08122810624
Muh. Hariri                      Pulaudarat-Pecangaan-Jepara            : 08122517939
Abbas                                  Karangampel-Kudus                                 : 085226258401
Sholichin                           Troso-Jepara                                                  : 087833843931
Samsul Hadi                    Hadipolo-Kudus                                           : 081390073113
As’ad                                   Troso-Jepara                                                  : 081542531805
Zarkoni                               Mlati Kidul-Kudus                                       : 081325365878
Kamal                                  Robayan-Jepara                                           : 081228661046
Hafidhin                             Tumpangkrasak-kudus                            : 08563750397
Arbain                                 Tetukwetan-Welahan-Jepara               : 085290180100
Mariyoto                           Sekuro-Mlonggo-Jepara                         : 081325674594
Noor Fanani                    Gribig-Kudus                                                  : 081325296634
Ahmad Mulhadi           Jambu-Mlonggo-Jepara                          : 081325769630
Suwarno                            Sitiluhur-Gembong-Pati                          : 081325730241
Isyam Iskandar              Gondangmanis-Kudus                             : 082133319500
Rohmadi                           Jatingaleh-Semarang                                : 08157661266               
Faidlur Rahman            Damaran-Kudus                                           : 081326671793
Mustafid                           Jepara                                                                 : 085740082717
Evi Fajriyah                      Singocandi-Kudus                                       : 081325605848
Mahmudah                      Jepara                                                                 : 085641106851
Suyatim                              Jepara                                                                 : 08522657158
Zumriah                             Jepara                                                                 : 02913368927
Siti Rubiyatun                 Pati                                                                       : 081325508399
Siti Rukhayati                  Pati                                                                       : 085225276393


SHOBAT  ?!! : Jika saudaraku pingin gabung ama temen-temen tempo doeloe, 
bisa kirim no hp  081918797819 / 081325608771/08563750397





Text Box: Jika ada teman alumni PGAN Kudus 1987 yang dapat dihubungi tolong kirim ke No HP. 081918797819/o81325608771/08563750397

Selasa, 07 Februari 2012

MEWASPADAI BENCANA

MEWASPADAHI BENCANA
Oleh : Budiono, S.Pd.I

KHUTBAH PERTAMA
• إنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
• يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
• يَاأَيّهَا النَاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامِ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
• يَاأَيّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ
Hadirin, Jamaah Jum’at rahimakumullah.
Sebagai makhluk yang diberi karunia akal budi sudah seharusnya kita selalu memanjatkan puji dan syukur kepada Allah swt, karena kalau kita pikir dan kita timbang secara jujur nikmat dan karunia yang telah diberikan Allah kepada kita sungguh tidak dapat kita hitung. Satu di antara nikmat Allah adalah nikmat kesehatan dan kesempatan. Karena nikmat itu kita dapat berkumpul di tempat ini dengan rasa ikhlas. Dan pada kesempatan ini pula marilah kita selalu meningkatkan ketaqwaan kepada Allah swt, dengan taqwa kita akan mendapatkan kemudahan dari -Nya dalam urusan-urusan kita; urusan duniawi maupun urusan ukhrawi di hari kiamat nanti.

Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusan-Nya. (QS. Ath-Thalaq : 4)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Bumi yang kita tinggali ini telah mengalami kerusakan yang cukup parah. Pada 28 Februari
2008 yang lalu, para peneliti menyebutkan bahwa lapisan es di semenanjung Wilkins di Antartika, yang selama ini merupakan lapisan es abadi sudah mulai mencair dengan kecepatan yang sangat mengejutkan. Tentu saja berita ini mengejutkan dunia. Namun yang lebih penting, pencairan es abadi ini, menurut penelitian itu, terjadi akibat pemanasan global. Kekhawatiran yang kemudian muncul adalah tenggelamnya pulau-pulau kecil jika kondisi ini dibiarkan.
Di negeri kita, bencana demi bencana juga terjadi. Yang semula mungkin tidak pernah terpikirkan. Saat kemarau, maka yang datang adalah kemarau panjang. Akibatnya, air sulit dicari, pertanian gagal panen, dan sebagainya. Sementara jika hujan, seringkali yang dirasakan bukan hujan sebagai rahmat, tetapi hujan yang membawa banjir.

Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah SWT,
Allah SWT mengingatkan tentang fenomena semacam ini melalui firman-Nya:

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar-Rum : 41)

Melalui ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa kerusakan bumi baik di darat maupun di laut, adalah karena ulah manusia. Kesalahan manusia. Dan kerusakan itu tidak akan bisa dihentikan kecuali jika manusia menyadari kesalahannya kemudian melakukan perbaikan. Ketika menafsirkan ayat ini Imam Asy-Syaukani mengatakan, "(Dalam ayat ini) Allah menjelaskan menjelaskan bahwa perbuatan syirik dan maksiat adalah sebab timbulnya (berbagai) kerusakan di alam semesta." Dalam ayat yang lain, Allah berfirman dalam bentuk nahy (larangan) agar manusia tidak berbuat kerusakan: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A'raf : 56)

Ibnu Qayyim mengatakan, "Mayoritas ahli tafsir mengatakan, janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi dengan melakukan perbuatan-perbuatan maksiat dan mengajak ketaatan kepada selain Allah Azza wa Jalla setelah Allah Azza wa Jalla memperbaikinya dengan mengutus para Rasul dan menerangkan syariat serta mengajak supaya taat kepada Allah Azza wa Jalla. Karena sesungguhnya menyembah selain Allah, berdoa kepada selain-Nya dan melakukan perbuatan syirik kepada-Nya adalah kerusakan paling besar di muka bumi. Bahkan kerusakan bumi pada hakikatnya hanyalah disebabkan oleh syirik kepada Allah dan menyalahi perintah-Nya."

Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah,
Jadi penyebab rusaknya bumi dan berbaga bencana yang menimpa itu bisa diklasifikasikan menjadi dua. Pertama adalah penyebab tidak langsung, kedua penyebab langsung. Penyebab tidak langsung adalah seperti yang dikatakan Ibnu Qayyim dan Imam Asy-Syaukani saat menjelaskan ayat-ayat tentang kerusakan bumi. Yaitu syirik kepada Allah dan maksiat kepada-Nya. Mungkin kita akan bertanya: bagaimana mungkin syirik kepada Allah dan bermaksiat kepada-Nya, misalnya meninggalkan shalat dan melakukan zina, bisa membuat bumi menjadi rusak? Jawabannya adalah karena Allah SWT yang menciptakan bumi ini dan telah menggariskan hukumnya. Ia telah berjanji bahwa rezeki akan dibukakan kepada siapa yang beriman dan bertaqwa, sebaliknya, jika manusia durhaka kepada Allah SWT maka yang didatangkan adalah siksa diantaranya berupa bencana alam dan musibah demi musibah. “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A'raf : 96)

Ibnu Qayyim rahimahullah mengatakan, "Diantara pengaruh buruk perbuatan maksiat terhadap bumi adalah banyak terjadi gempa dan longsor di muka bumi serta terhapusnya berkah. Rasulullah SAW pernah melewati kaum Tsamud, beliau melarang para sahabat melewati kampung tersebut kecuali dengan menangis. Beliau juga melarang mereka meminum airnya, menimba sumurnya, hingga beliau memerintahkan agar menggunakan air yang mereka bawa untuk mengadon gandum.
Karena maksiat kaum tsamud ini telah mempengaruhi air di sana. Sebagaimana halnya pengaruh dosa yang mengakibatkan berkurangnya hasil panen buah-buahan." Di samping itu, bumi dan segenap unsur di dalamnya, baik itu gunung, lautan, pepohonan dan binatang adalah makhluk yang tunduk pada Allah. Mereka semua Islam, tunduk kepada Allah. Mereka juga menjadi sayang jika manusia tunduk kepada Allah, namun jika manusia bermaksiat, mereka benci. Maka jika seorang yang ahli maksiat meninggal, maka bumi, pepohonan dan binatang terlepas dari kerusakan yang diakibatkan oleh maksiatnya.

Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah,
Penyebab kedua adalah penyebab langsung. Yakni aktifitas-aktifitas yang dampak atau akibatnya bisa langsung diamati dan dibuktikan secara indrawi berefek pada kerusakan bumi. Sebenarnya kategori ini juga masih masuk dalam ungkapan Ibnu Qayyim dan Imam Syaukani serta para mufassirin yakni maksiat. Hanya saja ini adalah maksiat khusus yang merupakan pelanggaran terhadap hubungan baik dengan alam (hablum minal alam). Salah satu contohnya adalah menebang hutan secara liar. Sehingga jumlah pepohonan semakin sedikit. Lahan hijau semakin sempit. Akhirnya udara yang sudah sedemikian tercemar tidak bisa dibersihkan atau dinetralisir. Sementara Islam justru memotivasi umatnya untuk gemar menanam pohon. Tidak hanya kebaikan dunia yang akan diperolehnya, tetap juga pahala di akhirat.

Dalam hal ini, Imam Qurthubi bahkan menjelaskan tentang hukum fardhu kifayah bagi kaum muslimin untuk menanam pohon, dan perlu memerintahkan rakyatnya. "Bercocok tanam termasuk fardhu kifayah. Pemerintah berkewajiban mendesak rakyatnya untuk bercocok tanam dan yang semakna dengan itu, termasuk menanam pohon." Betapa pentingnya menanam pohon atau reboisasi ini, sampai-sampai disebutkan dalam satu hadits agar seorang muslim tetap melanjutkan menanam pohon meskipun kiamat tiba, sementara sudah ada benih yang siap ditanam. “Jika hari kiamat telah tegak, sedang di tangan seorang diantara kalian terdapat bibit pohon korma; jika ia mampu untuk tidak berdiri sampai ia menanamnya, maka lakukanlah”. (HR. Ahmad dan Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrod. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shahihah)

Islam juga melarang pencemaran. Dalam hadits disebutkan pencemaran air, seperti larangan kencing di air yang diam. Masa itu memang belum ada pencemaran udara. Tetapi dari larangan ini bisa diqiyaskan bahwa pencemaran udara juga dilarang. Demikianlah, penyebab kerusakan itu harus kita hindari untuk menjaga bumi kita dan mendapatkan berkah dari Allah SWT.hati kita. Meskipun –mungkin- tidak ada keluarga dan kerabat dekat kita yang menjadi korban di sana, namun ukhuwah Islamiyah telah melebihi ikatan darah. Sehingga saat saudara-saudara kita dilanda gempa, kita pun merasakan goncangannya dalam jiwa kita. Rasa sedih itupun ikut datang dan mewarnai perasaan kita. Dan memang begitulah seharusnya. Saat sebagian orang beriman ditimpa bencana, orang beriman lainnya turut merasakannya. Seperti sabda Rasulullah SAW : “Perumpamaan orang-orang beriman dalam cinta, belas kasih, dan rasa simpati ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh tidak bisa tidur (akan merasakan sakit) dan demam. “ (Muttafaq ‘alaih)

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah Azza wa Jalla,
Entah kali keberapa bencana ini menimpa negeri kita, Indonesia. Bencana demi bencana seakan susul menyusul tiada henti, datang silih berganti. Lalu bagaimana kita menyikapi bencana? Seperti apa Islam mengajarkan kita bila bencana melanda?
Pertama, menyadari segalanya milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Inilah paradigma dasar yang akan mengantarkan seseorang menuju sabar. Dan dari kesabaran yang ia mampu hadirkan saat menghadapi bencana, seorang muslim akan mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Allah SWT. Kesadaran ini adanya memang dalam hati. Paradigma ini adanya memang di dalam jiwa manusia yang tidak bisa diketahui secara sempurna oleh sesamanya. Namun, secara reflek reaksi seseorang saat mendapati bencana mencerminkan kesadaran dan paradigma ini. Karenanya saat seorang muslim ditimpa bencana dan langsung keluar ucapan seketika dari lisannya “inna lillaahi wa inna ilaihi raaji’un”, insya Allah ia termasuk orang-orang yang sabar.

Dan, sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’un” (sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya). (QS. Al-Baqarah : 155-156)

Kedua, sabar menghadapinya. Sabar adalah suatu pekerjaan yang sangat berat dilakukan. Namun yang paling berat adalah sabar pada benturan pertama. Tetapi, justru inilah hakikat sabar saat menghadapi musibah. Saat seseorang hidup dengan beragam kenikmatan, tiba-tiba kenikmatan itu dicabut seketika oleh Allah SWT, banyak orang yang shock, terguncang, panik, lalu secara spontan keluarlah tangisan, jeritan, bahkan cercaan dari lisannya sendiri yang menggambarkan betapa ia tidak siap dengan musibah itu. Saat seseorang biasa dengan kehidupan sebagai orang kaya, lalu tiba-tiba jatuh miskin, saat-saat itulah yang paling berat baginya. Saat seseorang memiliki rumah, kendaraan, dan berbagai harta yang disukai dan dibanggakannya, lalu tiba-tiba gempa menghancurkan segalanya, itulah saat-saat paling berat baginya. Tapi, di situlah letak kesabaran akan nyata. Apakah ia memilikinya atau tidak. Persis seperti hadits yang diriwayatkan Anas. Bahwa ada perempuan menangis di pemakaman. Nabi SAW berkata kepada wanita itu “Bertaqwalah kepada Allah dan bersabarlah.” Wanita itu menjawab, “Pergilah, kamu tidak pernah ditimpa musibah seperti yang menimpaku.” Wanita itu belum mengenal Nabi SAW. Ketika diberitahu bahwa beliau adalah Nabi SAW, wanita itu mendatangi beliau. Wanita itu berkata, “Aku belum mengenal engkau.” Nabi SAW bersabda: “Sabar itu pada benturan pertama.” (HR. Bukhari)
Bagi orang yang sabar-lah Allah menjanjikan keberkahan dan rahmat sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Baqarah : 157.Bagi mereka yang kehilangan keluarganya dalam musibah seperti gempa ini dan bersabar, baginya surga sebagai balasannya. “Jika seorang hamba ditinggal mati orang yang paling dicintainya, lalu ia bersabar dan mengharapkan pahala dari Allah, maka tidak ada pahala baginya, kecuali surga. (HR. Bukhari)
Bahkan, musibah dalam skala kecil saja akan menjadi penebus dosa baginya, jika ia bersabar dalam menghadapinya. Segala sesuatu yang menimpa seorang muslim, baik berupa rasa letih, sakit, gelisah, sedih, gangguan, gundah gulana, maupun duri yang mengenainya (adalah ujian baginya). Dengan ujian itu Allah mengampuni dosa-dosanya. (Muttafaq ‘alaih)

Ketiga, melakukan introspeksi Bencana yang menimpa seorang muslim bisa jadi adalah ujian, bisa jadi juga teguran atas kesalahan yang diperbuatnya. Jika bencana itu merupakan ujian maka beruntunglah ia dan masyarakat itu. Sebab semakin besar ujian, semakin besar pahalanya. Maka, sabar dan ridha pada ujian itu adalah pilihan terbaik.
Sesungguhnya besarnya pahala diukur dengan besarnya ujian, dan bila Allah suka kepada kaum, maka mereka diuji. Jika mereka ridha maka Allah ridha dan bila dia marah, Allah pun marah kepadanya. (HR. Tirmidzi)

Bencana bisa juga merupakan teguran atas kesalahan manusia. Bahkan, Nabi Yunus saja pernah ditegur Allah SWT atas kesalahannya dan beliau pun mendapatkan bencana berupa ditelan ikan hiu saat naik kapal dan kapalnya nyaris tenggelam. Tetapi Nabi Yunus segera sadar dan bertaubat kepada Allah. Maka, beliaupun menjadi Nabi terpilih yang dibanggakan Allah dalam surat Al-Qalam.
Mungkin gempa yang menimpa kita hari-hari ini juga akibat kesalahan dan dosadosa kita. Maka, jalan terbaiknya adalah mengevaluasi diri dan masyarakat kita, khususnya para pemimpin harus melakukan evaluasi ini. Setelah menyadari kesalahan dan dosa kita, segeralah bertaubat, memohon ampun kepada Allah dan melakukan perbaikan secepatnya. Tidak hanya hablumminallah dan hablumminannas yang kita evaluasi, tetapi
hablumminal alam juga perlu kita tengok kembali. Bagaimana kita berinteraksi dengan alam ciptaan Allah ini. Apakah selama ini kita mengeksploitasi tanpa berupaya melestarikan alam secara baik. Barangkali penggundulan hutan yang telah kita lakukan. Dan sebaliknya kita tidak pernah serius dalam melakukan reboisasi dan lain sebagainya.

Keempat, bangkit kembali dari keterpurukan dan mengambil hikmahnya Saat bencana terlewati, di samping taubat yang kita lakukan, kitapun perlu segera bangkit dan menatap masa depan. Bangkit kembali mental perjuangan kita. Bangkit pula kita dan masyarakat secara fisik dan materi. Rekonstruksi harus segera dilakukan dan pemerintah bertanggung jawab atas hal ini.
Perlu juga disadari bahwa setiap bencana membawa hikmah yang setara atau lebih besar dari bencana itu. Betapa banyaknya orang-orang yang kemudian bertaubat dan istiqamah dalam taubatnya pasca bencana. Betapa banyaknya orang-orang yang kemudian sukses pasca bencana karena ia mampu melihat “celah sejarah” dan memanfaatkan momentum yang tepat. Betapa banyak negeri yang berjaya justru setelah bencana datang menimpanya.
• جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ الْفَائِزِيْنَ الآمِنِيْنَ وَاَدْخَلَنَا وَإِيَّاكُمْ فِيْ زُمْرَةِالْمُوَحِّدِيْنَ؛
• أَعُوْذُباِللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ يَاأَيّهَا النَاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامِ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
• وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَرْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُالرَّاحِمِيْنَ ؛

KHUTBAH KEDUA
• اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُدْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْكَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ.
• أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ .
• اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَهْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمّا بَعْدُ
• فَياَ عِبَادَاللهِ. أُوْصِيْنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ .

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Sebelum kita memanjatkan doa di akhir khutbah jum’at ini, marilah kita renungkan firman Allah SWT:

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al-A’raf : 96)

Marilah kita kembali kepada Allah dengan beriman dan bertaqwa kepada-Nya. Marilah kita ajak keluarga kita untuk beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Marilah kita ajak tetangga dan masyarakat kita untuk beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Marilah kita bersama-sama mengupayakan negeri tercinta ini menjadi beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Setelah itu, kitalah atau anak keturunan kita yang akan menjadi saksi atas janji Allah; melimpahnya berkah dari langit dan bumi.

Akhirnya marilah kita berdoa semoga kita dapat memanfaatkan waktu dan kesempatan untuk meningkatkan iman dan taqwa kita dalam beribadah kepada Allah Azza wa jalla dan dapat lebih mewujudkannya dalam hidup keseharian.


DOA AKHIR KHUTBAH

• اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ . وَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
• الَّلهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ. وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَلْأَحْيَاءِمِنْهُمْ وَالْأمْوَاتِ. إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ. فَيَاقَاضِيَ الْحَاجَاتِ.
• رَبَّنَااَوْزِعْنَا اَنْ نَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْ أَنْعَمْتَ عَلَيْنَا وَعَلَى وَالِدَيْنَ وَآَنْ نَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ. وَاَدْخِلْنَا بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَالصَّالِحِيْنَ.
• رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ آَزْوَاجِناَ وَذُرِّيَّاتِناَ قُرَّةَ آَعْيُنِ وَجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَاماً.
• رَبَّناَ أَتِنَا فِيْ الدُّنْياَ حَسَنَةً وَفِيْ الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِناَ عَذاَبَ النَّارِ.
• وَالْحَمْدُللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
• عِبَادَاللهُ ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَآءِذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَىَ عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُواللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُ